Manfaat Teknologi Biopori Untuk Lingkungan Hidup


lingkungan dan kesehatan, Manfaat Teknologi Biopori Untuk Lingkungan Hidup

Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor, dan mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia untuk kategori Pembina Lingkungan Hidup Berprestasi. Pemberian penghargaan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor pada 5 Juni 2015.

Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang dimaksudkan untuk mempercepat peresapan air hujan dan mengatasi sampah organik. diantara manfaat dari penerapan teknologi lubang resapan biopori ini antara lain mencegah banjir, longsor dan erosi, meningkatkan cadangan air bersih serta pembentukan kompos dan penyuburan tanah.

Lubang resapan biopori dibuat pada tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 1 meter. Lubang yang sudah dibuat lalu diisi dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.

Biopori bahkan dapat dibuat di tempat yang tanahnya tertutup semen, seperti di depan garasi mobil, sehingga penerapan 3R (reduce, reuse, dan recycle) di lingkungan rumah dapat dilakukan dengan biopori.

Manfaat Biopori

Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu, biopori juga bermanfaat secara arsitektur lanskap karena telah digunakan sebagai pelengkap pertamanan di berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang menerapkan konsep rumah hijau. Biopori kini menjadi pelengkap penerapan kebijakan luas minimum ruang terbuka hijau di perkotaan bersamaan dengan pertanian urban.

Penyerapan air

Biopori mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air sehingga risiko terjadinya penggenangan air (waterlogging) semakin kecil. Air yang tersimpan ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di musim kemarau. Keunggulan ini dipercaya bermanfaat sebagai pencegah banjir. Dinding lubang biopori akan membentuk lubang-lubang kecil (pori-pori) yang mampu menyerap air. Sehingga dengan lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, dengan perhitungan geometri tabung sederhana akan didapatkan bahwa lubang akan memiliki luas bidang penyerapan sebesar 3,220.13 cm2. Tanpa biopori, area tanah berdiameter 10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi.

Biopori telah dibuat di berbagai tempat di Jakarta dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya genangan air. Selain di Jakarta, biopori juga dibuat di daerah yang tidak memiliki risiko banjir. Biopori tersebut bermanfaat untuk menjaga keberadaan air tanah dan kelestarian mata air. Biopori menjadi alternatif penyerapan air hujan di kawasan yang memiliki lahan terbuka yang sempit. Di Puncak, Bogor, biopori dibangun untuk mengembalikan fungsi penyerapan air di kawasan tersebut sehingga kondisi hulu sungai Ciliwung menjadi lebih sehat. Sejak dijadikan sebagai perkebunan teh, kawasan villa, dan kawasan wisata, Puncak mengalami penurunan kemampuan penyerapan air hujan sehingga risiko erosi dan peluapan air sungai di musim hujan menjadi lebih besar.

Menurut penelitian oleh LIPI, biopori tidak mampu mencegah banjir, namun efektif dalam menangani genangan air. Dengan dimensi pori-pori yang kecil, maka laju penyerapan air dikatakan relatif lebih lambat dibandingkan dengan debit aliran air ketika terjadi banjir bandang. Inventor biopori, Kamir R Brata sendiri pun mengingatkan bahwa fungsi biopori bukan hanya sebagai penyerap air karena hujan dan genangan air tidak terjadi sepanjang tahun, namun sampah organik dapat menumpuk setiap saat dan itulah yang seharusnya menjadi fokus dari biopori. Efektifitas dalam mengatasi genangan air tersebut diyakini juga dapat menangani jentik nyamuk pembawa penyakit.

Penanganan limbah organik

Biopori juga dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Pengomposan sampah organik mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang dapat meningkatkan kandungan gas rumah kaca di atmosfer. Setelah proses pengmposan selesai, kompos ini dapat diambil dari biopori untuk diaplikasikan ke tanaman. Kemudian biopori dapat diisi dengan sampah organik lainnya. Sampah organik yang dapat dikomposkan di dalam biopori diantaranya sampah taman dan kebun (dedaunan dan ranting pohon), sampah dapur (sisa sayuran dan tulang hewan), dan sampah produk dari pulp (kardus dan kertas). Sama seperti proses pengomposan secara umum, rasio C/N menentukan kualitas kompos yang akan didapatkan, sehingga penambahan limbah yang mengandung unsur N tinggi seperti limbah hewani perlu dicermati. Terlalu banyak limbah hewani akan menyebabkan kompos menjadi berbau pada tahap awal pengomposan.

Kesehatan tanah

Biopori juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar. Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi, diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer. Pengikatan nitrogen mampu meningkatkan kadar nitrogen tanah sehingga penggunaan pupuk anorganik urea akan berkurang.


Source: id.wikipedia.org
             IPB Magazine

Polusi Udara Sebabkan 3,3 Juta Kematian Prematur Per Tahun


Lingkungan dan Kesehatan, Polusi Udara Sebabkan 3,3 Juta Kematian Prematur Per Tahun

Pada akhir tahun 2013, Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi mengklasifikasikan polusi udara sebagai bahan karsinogenik bagi manusia, dan memasukkannya dalam kategori yang sama sebagai bahan berbahaya lainnya seperti asap tembakau dan bahan kimia radioaktif.

Menurut para peneliti, udara yang kita hirup telah menjadi tercemar dengan campuran zat penyebab kanker. Kita sekarang tahu bahwa polusi udara luar ruangan tidak hanya menjadi risiko utama untuk kesehatan secara umum, tetapi juga penyebab utama kematian akibat kanker.

Sekarang, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature menunjukkan bahwa, setiap tahun, polusi udara menyebabkan sekitar 3,3 juta kematian prematur. Terlebih lagi, para ahli memperingatkan bahwa, dalam skenario tertentu, angka ini bisa meningkat menjadi 6,6 juta pada tahun 2050.

Seperti yang ditunjukkan oleh para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia, memang benar bahwa polusi udara merupakan penyebab utama kanker, sekitar 75% dari kematian prematur yang dirujuk dalam penelitian Nature adalah akibat dari stroke dan serangan jantung.

Hal ini karena, selain paru-paru kita, senyawa berbahaya yang mengambang di udara yang kita hirup mengambil korban dari sistem kardiovaskular kita. Studi yang dilakukan selama bertahun-tahun juga telah mengaitkan polusi udara dengan cacat bawaan, asma, dan bahkan berat badan.

Sekitar 1,4 juta dari total jumlah kematian dini terkait dengan polusi udara didokumentasikan pada skala global setiap tahun terjadi di Cina. India dan Pakistan mengikuti masing-masing dengan 645.000 dan 110.000. Di Amerika Serikat, angkanya berkisar 55.000.

Menariknya, negara-negara tersebut tampak memiliki berbagai masalah polusi udara yang berbeda. Sepeti di Cina dan India, emisi terutama dari pemanasan dan memasak yang menyebabkan kematian paling tinggi. Di sebagian besar AS dan beberapa negara lain, pembangkit listrik dan transportasi adalah penyebab utama.

Para peneliti lebih rinci mengungkapkan bahwa, di negara lainnya seperti Eropa, Rusia, dan Asia timur, emisi yang dihasilkan adalah dari praktek-praktek pertanian yang tidak berkelanjutan yang menyebabkan polusi udara dan sangat berkontribusi paling tinggi untuk jumlah keseluruhan kematian dini terkait dengan senyawa udara berbahaya.

Hal itu tidak berarti bahwa beberapa bentuk polusi udara hanya terbatas pada segelintir negara. Emisi berbahaya bisa datang dari berbagai sumber yang tersebar di seluruh dunia. Hanya saja, tergantung pada praktek yang terjadi di setiap negara, menyebabkan beberapa senyawa yang hadir dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah tertentu.